Wednesday, March 2, 2011

Pregnancy at Dili

Saya tidak pernah menyangka bahwa saya bisa hamil hehehe…dan ini adalah kehamilan pertama saya di luar negeri  (yeah, baby! It’s Dili! :P). Jika saya di Indonesia, saya begitu banyak punya pilhan makanan dan tentu saja begitu banyak pantangan yang sebaiknya dijauhi. Lho, memangnya di sini tidak ya? Sebenarnya sama saja, hanya saja di Dili pilihan makanan tidak sebanyak saat saya berada di Bandung  jadi otomatis pantangan yang harus dihindari pun berkurang bukan? :P

Saya teringat saat saya dan suami control pertama kali dengan dr. Maximus Mudjur di RS St. Borromeus. Rasanya seperti bukan pergi ke dokter, melainkan pergi kepada seorang pastur. Pasalnya, saat setelah USG, sang dokter menyuruh kami duduk, diam, mendengarkan. Jangan bertanya sebelum saya selesai bicara, begitu katanya. Dan hal pertama yang dia katakana adalah : hamil adalah anugerah Tuhan, tidak semua pasangan bisa mendapatkannya.  Dan segala macam penjelasan tentang kehamilan melalui pendekatan keagamaan dan psikologis, sama sekali bukan dari medis. kami jadi berpikir, mungkin sebaiknya kami mulai mengganti panggilan dokter Maximus menjadi Pastur Maximus hehehe … Salah satu pesan yang selalu saya ingat adalah : konsumsilah makanan yang natural. Wadoohh…tantangan yang sulit! Bagaimana tidak, semua yang saya sukai tidak natural…chicken nugget, bakso, sosis, sambel botolan, saos botolan, jus buah kemasan, dll dkk..Selain itu makanan-makanan enak  sebagian besar pasti menggunakan vetcin.. Yah, memang namanya hidup di jaman modern, harus mengeluarkan energy lebih apabila ingin mencari makanan yang natural. Tapi demi anugerah Tuhan yang luar biasa ini, apalah artinya mencari seesuatu yang natural…betul tidak?

Sama halnya saat saya berada di Dili, karena keterbatasan kemampuan (memasak) otomatis saya pun mulai lirak lirik bumbu instan saat berada di supermarket. Apalagi di Dili, wuooww…bumbu instan sangat menggoda..tidak hanya terbatas pada bumbu instan kebanyakan yang ada di Indonesia, tapi juga bumbu instan yang tidak ada di Indonesia dan biasanya digunakan untuk  masakan Eropa, India, Mexico, dll dkk .
 Namanya bumbu instan, pasti sangat mudah penggunaannya..tinggal gunting, campur campur, sreng sreng, enaaakkk.. Bukan itu saja, makanan beku pun beraneka ragam..dari daging-dagingan yang mirip seperti di film kartun, hingga makanan siap saji yang tinggal dipanaskan dan langsung hap! Dan semuanya tampak lezat dan enak! Tapi sekali lagi, mengingat pesan Pastur Maximus dan demi kesehatan jabang bayi yang ada di perut, saya hanya bisa memandang dengan nanar, semua bumbu instan yang tampak lezat menggoda itu (sayang sekali saat saya mau ambil foto bumbu-bumbu itu eh ketauan sama pramuniaganya, lalu dilarang…batal deh…).

Dan dengan berbekal garam, merica, bawang putih, dan bawang Bombay serta  kemampuan (memasak) yang sangat minim, puji Tuhan, seminggu telah terlewati dengan berbagai menu yang berbeda. Ok, mari kita kilas ulang menu-menu yang telah kita buat minggu ini. Tumis sawi hijau, sup macaroni sosis, pecel sayuran, orak arik wortel, perkedel mie, bala-bala, telur dadar bumbu pecel, martabak jagung keju, pudding, crepes buah eskrim, nasi goring, mie goring  dan…apa lagi yaaa… Dan jika dari salah satu makanan itu memiliki cita rasa yang mantap…sekali lagi..pasti itu mujizat Tuhan! :P

No comments:

Post a Comment