Mati lampu hari ini termasuk yang terparah selama saya berda di Dili. Yah lumayan lah, tadi pagi mati dari pukul 10 pagi sampai pukul 12 siang. Setelah lepas jam makan siang ternyata dia mati lagi sampai sekitar pukul 5..hehehe…ternyata listriknya menyala hanya untuk menghangatkan makan siangnya dan menyala lagi saat dia mau pulang kantor hehe..Saat mati lampu adalah saat di mana saya harus berfikir sangat kreatif. Bagaimana tidak? Saat listrik mati airpun ikut-ikutan mati. Itu berarti kegiatan yang berdasngkutan dengan air pun turut terhenti hehhee. Bahkan kegiatan memasak pun turut terhenti (karena kompor yang digunakan adalah kompor listrik)…Jika beruntung saya bisa menggunakan laptop saya (jika tidak lupa mengisi baterai nya) dan juga berinternet ria (jika pulsa memadai) hehee…
Nah mati lampu kali ini, tiba-tiba saya teringat pada suatu tempat di Dili yang pernah saya kunjungi. Cristo Rei. Patung Yesus Kristus yang menjulang di ujung kota Dili. Saya mengunjungi tempat itu sekitar bulan Juli tahun lalu. Patung Yesus Kristus berdiri di atas bola dunia dengan tangan terbuka dan menghadap ke laut itu bagi saya sungguh luar biasa. Bagaimana tidak, patung itu memiliki tinggi sekitar 27 meter dan bisa kita lihat dengan jelas setelah melewat sekitar 500 anak tangga…kurus gak tuh! Setelah sedikit tanya-tanya pada Oom Google, saya baru tahu bahwa patung yang diresmikan tahun 1996 itu ternyata dirancang oleh seorang yang bernama Mochamad Syailillah. Waw, keren! Jadi teringat pada Masjid Istiqlal yang dirancang oleh Frederich Silaban hehhee... Nah menurut Oom Google juga, patung ini merupakan hadiah dari Presiden Soeharto kepada propinsi dan masyarakat Timor Timur (saat itu masih propinsi belum jadi negara sendiri). Saya juga baru tahu tuh ternyata patung itu dibuat di Baturaja, Bandung…hahahaa…ternyata eh ternyata..bikinan urang bandung nyak :P
Nah saya berada tepat di bawah patung Cristo Rei |
Jalan menuju Cristo Rei, lokasinya ada di puncak bukit dan harus pakai tangga |
Patung itu terbuat dari tembaga yang dibagi-bagi menjadi 27 bagian. Katanya sih pembuatannya hampir memakan waktu setahun dengan total jumlah pegawai yang mengerjakannya mencapai 30 orang. Setelah selesai, baru deh dikirim ke Dili pakai kapal laut. Nah pembuatan dan perakitannya di Dili sendiri sih katanya sekitar tiga bulan. Lumayan lama juga ya.
Tangga-tangga menuju ke patung Christo Rei lumayan bersih dan terawat. Mungkin karena tidak banyak orang yang berkunjung ke sana juga. Hah heh hoh juga ternyata naik 500 anak tangga ya hahhaa…Tapi saat sudah sampai atas, wuiihhhh mantaaapp…kita bisa memandang Dili beserta laut lepas birunya yang bersih dan luas tanpa terhalang apa-apa.
No comments:
Post a Comment