Wednesday, March 2, 2011

Jagung, kacang polong, dan bawang bombay


Persahabatan saya dengan kacang polong , jagung beku, dan bawang Bombay  memang semakin erat akhir-akhir ini. Bagaimana tidak, dengan keterbatasan bahan sayuran  segar yang di jual di supermarket Dili, saya harus benar-benar memanfaatkan semaksimal bahan-bahan yang ada. Tidak semua sayuran selalu ada. Sayuran yang sering saya jumpai di rak pendingin biasanya hanyalah kol, wortel, daun bawang, sawi hijau, buncis, dan kapri. Dan itupun setiap kali saya ke sana tidak selalu ada. Yang pasti ada ya itu, sayuran-sayuran beku yang setelah saya cek untungnya tertulis tanpa bahan pewarna dan bahan pengawet.

Sebenarnya ada pasar tradisional yang menyediakan lebih beragam sayuran dan berharga relative lebih murah dan tampaknya segar juga. Tapi suami saya lebih percaya untuk berbelanja di supermarket. Apalagi ditambah dengan pernyataan tetangga saya, yang kebetulan sama-sama orang Indonesia yang sama-sama mencari nafkah di Dili, dia pernah melihat orang-orang menanam dan memanen kangkung dari parit. Wadaaaww…memang tidak semuanya, tapi kita tidak bisa tahu bukan pasar yang mana saja yang menjual kangkung hasil dari kebun dan bukan dari parit? Hehe… Sayur-sayuran yang dijual di rak pendingin di supermarket biasanya adalah sayur-sayuran impor yang biasanya memang lebih mahal tapi kualitasnya memang lebih baik. Tapi ya itu tadi, keanekaragamannya sangat terbatas.

Yah dari permasalahan itulah dimulainya persahabatan saya dan kacanng polong. Apalagi ada ultimatum dari dokter kandungan kami, bahwa asupan gizi yang ideal untuk ibu hamil adalah tiga jenis sayur dan tiga jenis buah setiap harinya. Wadoh..Di Indonesia sih hal yang mudah, tinggal beli (tolong dicatat ya : beli, bukan bikin hehehe..) lotek atau gado-gado dan kemudian sorenya beli sop buah. Beres deh! Nah sekarang adalah tantangannya, untuk menemukan sayuran saja sulit, ini lagi disuruh mengkonsumsi tiga jenis sayuran hehee…  Lalu bagaimana mensiasatinya? Mudaaahh. Jagung dan kacang polong adalah dua sayuran utama. Berikutnya tinggal tambahkan saja kol atau wortel atau sawi hijau. Sudah tiga jenis bukan? Hehehe…Jika membuat nasi goreng campurkan saja dua sayuran utama : jagung dan kacang polong, lalu tambahkan rajangan wortel, kol, atau daun bawang. Sama halnya jika saya mau membuat mie goreng atau kuah (oya, saya menggunakan mie telur, bukan mie instan. Segala yang instan-instan cuti dulu nih hehe), campurkan saja dua sayur utama tadi plus rajangan wortel, kol, atau daun bawang. Lalu di mana letak persahabatan dengan bawang Bombay? Nah ini dia, dia selalu ada di awal sebagai bumbu utama dengan cara ditumis sebelum dimasukkan bahan-bahan lainnya. 

Jagung beku, kacang polong, dan bawang bombay :P

Para sahabat itulah yang sudah menyelamatkan saya hingga sampai saat ini. Apakah mereka bisa menyelamatkan saya di hari-hari mendatang juga? Mari kita lihat saja hehee..

1 comment:

  1. mbak supermarket dili itu di kota mana ya? trims

    ReplyDelete