Thursday, April 16, 2015

Cita-citaku


Suatu pagi di rumah Oma dan Opa terjadi percakapan sederhana antara Oma (O) dan Gara (G)


O  :  Gara, nanti kalau uda besar mau jadi apa? Jadi dokter? 
G  :  Gara tidak mau jadi dokter, Oma
O  :  Kalau gitu mau jadi polisi? Atau jadi seperti Opa, jadi apoteker?
G  :  Gara tidak mau jadi polisi, dan Gara juga tidak mau jadi seperti Opa
O :  Terus Gara mau jadi apa nanti kalau sudah besar?
G  :  Gara tidak mau jadi apa2, mau jadi Gara saja..


Di waktu yang lain, terjadi lagi percakapan yang sama sederhananya.

O  :  Gara mau sekolah tidak?
G  :  Tidak, Gara tidak mau sekolah
O  :  Ih gimana nanti kalo tidak sekolah, tidak bisa baca, tidak bisa bulis. Nanti mau jadi apa dong?
G  :  Jadi tukang parkir aja! 
O  :  $&@"@@&;&":"




    

Friday, April 10, 2015

Naik Pesawat Gebeg-gebeg Yuk!


Kalau ada yang bertanya hidup di Same itu rasanya seperti apa? Hmm..akan saya jawab mungkin seperti si Unyil yang tinggal di Desa Sukamaju. Pagi2 udara cerah segar, terdengar suara kokok ayam dan kicau burung, tidak ada suara bising kendaraan dan polusi dari knalpot. Yang ada hanyalah asap bakaran sampah dari tetangga depan, belakang, samping kiri samping kanan, sebrang rumah hihi.. Yah, namanya hidup  tidak ada yang sempurna kan? 

Walaupun tinggal di Same sangat nyaman dan damai (baca : sedang menghibur diri), tapi sekali2 saba kota juga menyenangkan. Apalagi datang ke ibukota. Lumayan bisa liat Timor Plaza, mall 2 lantai,  yang hits banget di Timor Leste, plus ke Burger King. Dan pastinya belanja stok bahan pangan buat dibawa ke Same. Nah, untuk mencapai Dili dan sebaliknya, ada beberapa alternatif  sih. Pertama, jalan kaki. Keuntungannya sehat, tapi tidak bisa diprediksi kapan sampai ke Dili (krik krik krik). Kedua, naik mobil. Keuntungannya gratis (soalnya nebeng mobil kantornya edmund hihi) dan bisa diprediksi kapan sampai di Dili. Perjalanan pakai mobil kalau ngebut bisalah 5 jam sampai Dili. Kalau alon2 waton kelakon yaahh pernah juga sih dan sampai 9 jam hahaha. Padahal sebenarnya jarak antara Dili-Same itu cuma sekitar 130 km, yaah miriplah jaraknya seperti Bandung-Jakarta. Hanya saja jalannya belak belok plus jelek, lengkaplah sudah hehe. Ketiga, pakai pesawat terbang. Keuntungannya, Dili-Same cukup 25 menit saja! Plus bonus lihat pemandangan gunung2 timor leste dari atas yang ciamik. Nah sayangnya naik pesawat tidak selalu gratis hehe. Kadang dibayarkan oleh kantor edmund (statusnya nebeng), atau nebeng orang lain yang pas pakai pesawat (tetep nebeng), tapi kalo 2 opsi itu tidak ada ya bayar sendiri deh.. Tapi jangan bayangkan pesawatnya fokker apalagi airbus ya.. Cukuplah pesawat propeller alias pesawat gebeg2 dengan total penumpang maksimal 8 orang sahaja (uda termasuk pilot ya). Daan..jangan bayangkan bandara same seperti bandara2 yang lain, karena bandara Same bisa multifungsi sebagai tempat sapi cari makan alias berumput. Sempat pernah pesawat tidak bisa melayani penerbangan ke Same karena rumput belum dipotong. Pernah juga saat pesawat mau mendarat dia harus bolak balik terbang rendah di sekitaran landasan untuk mengusir kambing, kuda, sapi yang lagi merumput di sana. Kerenlah pokonya! 
Hal keren lainnya dari naik pesawat propeller ini, kita bisa tetep internetan saat sedang terbang! Bahkan kadang2 pilotnya pun suka sambil sms an saat lagi  pegang kemudi hihi. Dan kalau hati sang pilot sedang riang, kadang2 kita ditawari buat keliling2 lihat2 pemandangan sebelum mendarat. Keren kaaaan hihi..
Selain itu kita juga bisa sambil hape-an di udara. Ga buat cuma main Candy Crush aja, bisa internetan pula. Malah kadang2 pilotnya sambil sms-an juga hahahaha..

           Pesawat gebeg2 di Bandara 
                Internasional Same :p


Nah si pesawat ini adalah milik MAF (Missionaris Aviation Fellowship), yaitu sebuah NGO yang fokus untuk menyediakan prasarana transportasi yang cepat untuk menghubungkan Dili dan beberapa distrik sekitarnya. Kalau mau lebih jelasnya, bisa lihat di www.maf-easttimor.org. Selain untuk misi kemanusiaan, MAF juga melayani kebutuhan penerbangan komersil. Tapi memang tarifnya yang dikenakan berbeda. Kalau untuk NGO atau misi kemanusiaan yang lain, biaya perjalanan yang dikenakan hanya setengah dari tarif komersil. Selama menggunakan jasa MAF ini ada 2 orang pilot yang bertugas, ganti2an. 

   Pura2 jadi co-pilot-nya Mas Jonathan

Nah ini ada sedikit koleksi dari udara pas naik pesawat ..




Ini sih cuma sebagian kecil sekecil-kecilnya, karena ga bisa semua kefoto. Maklumlah motonya juga modal pake HP aja hehe..

Biar sekalian eksis deh tambah lagi fotonya :p


Berminat? Berminat? Berminaaat? Ayo pada ke Same pake pesawat gebeg2! :p

Friday, April 3, 2015

Earth hour? Tidak usah kau suruhlah, setiap hari sudah earth hour!

Setelah bertahun-tahun mengumpulkan niat melanjutkan blog, akhirnya terkalahkan oleh malas..huufftt.. Daaaan berakhir dengan selesainya masa kerja Edmund di Same, yang artinya saya harus meninggalkan Same. Daaan lagi, belum ada satu tulisan blog pun yang di sudah ditulis hiks. Eh ada sih tapi benar2 cuma satu..hiks lagi..

Sekarang lagi usaha ingat2 lagi cerita2 selama di Same dan Dili, soalnya jarang2 ada yang tinggal di sini (sombong dikit padahal sih karena kepaksa haha)

Jadi teringat-ingat pertama kali datang ke Same. Listrik hanya 12 jam, belum termasuk diskon mati lampu. Ha! Oiya, Same itu adalah ibukota distrik Manufahi. Mirip2lah analoginya dengan Bandung ibukota Jawa Barat, tapi persamaannya cuma itu saja ya. Yang lain2 sih jangan dibandingkan hehe.. Sttt.. Raul Lemos itu aslinya orang Same loh (penting banget ini hihi..) 
Kembali bahas tentang listrik, ibukota distriknya saja cuma disuplai listrik 12 jam per hari, kebayang kan daerah sekitar yang agak pinggir2 itu seperti apa. Normalnya listrik menyala mulai pukul 6 sore dan mati pukul 6 pagi, tapi pada kenyataannya sih banyak improvisasinya hihi..nyala jam 7 malam, mati jam 5 pagi. Belum termasuk mati listrik ya. Tapi ya sepadanlah, lha wong kita ga bayar listrik hihi..

Pernah pada suatu saat, di Same akan ada acara besar, sampai mengundang Dewi Sandra segala. Satu hari sebelum hari H, ada keajaiban! Listrik nyala dari pagi, siang, dan sore hari! Aaahh senangnya makan siang bisa sambil nonton insert! Langsung lampu rumah semua dinyalakan siang2, kapan lagi bisa nyalakan lampu siang2 tanpa harus pasang genset atau solar panel hihi.. 

Karena listrik hanya setengah hari begitu, maka kami juga harus cerdas2 menjaga barang2 yang disimpan di dalam kulkas. Kami punya 2 kulkas, satu kulkas biasa, satu lagi kulkas deep freezer seperti yang ada di tukang es krim. Kalau listrik sedang menyala, kami simpan botol2 akua besar di kulkas deep freezer. Nah pas sudah mati, botol2 akua yang berisi air beku dipindahkan deh ke kulkas biasa agar dingin. Siang2 ingin minum air dingin pake es batu? Tinggallah mimpi! 

  Nah ini 2 kulkas andalan plus modelnya 


Akhirnya setelah sekian lama berjibaku dengan listrik 12 jam plus diskonnya, lupa sih kapan tepatnya, akhirnya datanglah masanya listrik 24 jam (tetap dengan plus diskon). Yeeaayy! Bener2 kerasa bagaikan anugerah! Dan tidak bayar pula listriknya :p Pernah kepikiran apa karena listriknya gratisan jadi mati terus ya? Tapi ternyata setelah (akhirnya) dipasang meteran listrik dan pakai listrik prabayar, eh ternyata masih juga kok sering mati listrik :p 

Makanya kalau orang2 kota (tsaah orang kota hahaha maklumlah sayah tinggal di kampung) ribut matikan listrik satu jam buat earth hour suka pengen ketawa aja. Idih ribet deh earth hour, kita di sini yang earth hour sampai earth day aja ga sombong booo hahahaha...

Thursday, April 2, 2015

Aaahhh akhirnya tidak menulis juga 😅

Huaaahhh.. Bagaimana ini, dulu berniat untuk mengaktifkan kembali menulis blog dan ternyata oh ternyata malas lebih kuat daripada niat..huuffttt.. 
Dan akhirnya sekarang uda hampir beres di Same nya belum nulis apa2 hiks.. 
Kumaha ieu..kumahaaaaa...