Kalau ada yang bertanya hidup di Same itu rasanya seperti apa? Hmm..akan saya jawab mungkin seperti si Unyil yang tinggal di Desa Sukamaju. Pagi2 udara cerah segar, terdengar suara kokok ayam dan kicau burung, tidak ada suara bising kendaraan dan polusi dari knalpot. Yang ada hanyalah asap bakaran sampah dari tetangga depan, belakang, samping kiri samping kanan, sebrang rumah hihi.. Yah, namanya hidup tidak ada yang sempurna kan?
Walaupun tinggal di Same sangat nyaman dan damai (baca : sedang menghibur diri), tapi sekali2 saba kota juga menyenangkan. Apalagi datang ke ibukota. Lumayan bisa liat Timor Plaza, mall 2 lantai, yang hits banget di Timor Leste, plus ke Burger King. Dan pastinya belanja stok bahan pangan buat dibawa ke Same. Nah, untuk mencapai Dili dan sebaliknya, ada beberapa alternatif sih. Pertama, jalan kaki. Keuntungannya sehat, tapi tidak bisa diprediksi kapan sampai ke Dili (krik krik krik). Kedua, naik mobil. Keuntungannya gratis (soalnya nebeng mobil kantornya edmund hihi) dan bisa diprediksi kapan sampai di Dili. Perjalanan pakai mobil kalau ngebut bisalah 5 jam sampai Dili. Kalau alon2 waton kelakon yaahh pernah juga sih dan sampai 9 jam hahaha. Padahal sebenarnya jarak antara Dili-Same itu cuma sekitar 130 km, yaah miriplah jaraknya seperti Bandung-Jakarta. Hanya saja jalannya belak belok plus jelek, lengkaplah sudah hehe. Ketiga, pakai pesawat terbang. Keuntungannya, Dili-Same cukup 25 menit saja! Plus bonus lihat pemandangan gunung2 timor leste dari atas yang ciamik. Nah sayangnya naik pesawat tidak selalu gratis hehe. Kadang dibayarkan oleh kantor edmund (statusnya nebeng), atau nebeng orang lain yang pas pakai pesawat (tetep nebeng), tapi kalo 2 opsi itu tidak ada ya bayar sendiri deh.. Tapi jangan bayangkan pesawatnya fokker apalagi airbus ya.. Cukuplah pesawat propeller alias pesawat gebeg2 dengan total penumpang maksimal 8 orang sahaja (uda termasuk pilot ya). Daan..jangan bayangkan bandara same seperti bandara2 yang lain, karena bandara Same bisa multifungsi sebagai tempat sapi cari makan alias berumput. Sempat pernah pesawat tidak bisa melayani penerbangan ke Same karena rumput belum dipotong. Pernah juga saat pesawat mau mendarat dia harus bolak balik terbang rendah di sekitaran landasan untuk mengusir kambing, kuda, sapi yang lagi merumput di sana. Kerenlah pokonya!
Hal keren lainnya dari naik pesawat propeller ini, kita bisa tetep internetan saat sedang terbang! Bahkan kadang2 pilotnya pun suka sambil sms an saat lagi pegang kemudi hihi. Dan kalau hati sang pilot sedang riang, kadang2 kita ditawari buat keliling2 lihat2 pemandangan sebelum mendarat. Keren kaaaan hihi..
Selain itu kita juga bisa sambil hape-an di udara. Ga buat cuma main Candy Crush aja, bisa internetan pula. Malah kadang2 pilotnya sambil sms-an juga hahahaha..
Pesawat gebeg2 di Bandara
Internasional Same :p
Nah si pesawat ini adalah milik MAF (Missionaris Aviation Fellowship), yaitu sebuah NGO yang fokus untuk menyediakan prasarana transportasi yang cepat untuk menghubungkan Dili dan beberapa distrik sekitarnya. Kalau mau lebih jelasnya, bisa lihat di www.maf-easttimor.org. Selain untuk misi kemanusiaan, MAF juga melayani kebutuhan penerbangan komersil. Tapi memang tarifnya yang dikenakan berbeda. Kalau untuk NGO atau misi kemanusiaan yang lain, biaya perjalanan yang dikenakan hanya setengah dari tarif komersil. Selama menggunakan jasa MAF ini ada 2 orang pilot yang bertugas, ganti2an.
Pura2 jadi co-pilot-nya Mas Jonathan
Nah ini ada sedikit koleksi dari udara pas naik pesawat ..
Ini sih cuma sebagian kecil sekecil-kecilnya, karena ga bisa semua kefoto. Maklumlah motonya juga modal pake HP aja hehe..
Biar sekalian eksis deh tambah lagi fotonya :p
Berminat? Berminat? Berminaaat? Ayo pada ke Same pake pesawat gebeg2! :p